Jumat, 06 November 2009

makna sebuah hidayah_Mu

In the Name of Allah the Compassionate the Merciful

Ichsan

Bulan Ramadhan adalah bulan dimana diturunkan Al-Qur’an

Al-Qur’an diturunkan agar dijadikan sebagai pedoman hidup

Al-Qur’an adalah hidayah Allah untuk ummat manusia tanpa kecuali

Menurut al-Maraghi :

Hidayah itu ada empat macam :

  1. Hidayah ilham, hal ini seperti yang terjadi pada anak kecil, belum bisa berbicara namun mampu memahamkan ibunya, nahwa kalau lapar nangis, kalau haus nangis, kalau dingin nangis, sepertinya ibunya tahu persis apa yang diminta bayinya.

  2. Hidayah Instink, atau al-hawasy, pancar indera, hal ini lebih cepat perkembangannya pada binatang dari pada manusia, contohnya ayam menetas baru dua hari sudah mampu berjalan-jalan dan cari makan serta makan sendiri, tapi bayi mausia umur 2 hari nelum bisa apa-apa.

  3. Hidayah Aqal, Hidayah yang paling berharga bagi manusia, dari akal ini diaharapkan manusia mampu mensejahterakan dirinya dengan berdagang atau lainnya.

  4. Hidayah Agama, Betapa bahagianya orang yang sudah Islam, Paman Nabi Abu Thalib, begitu besar perjuangannya pada Rasulullah Muhammad SAW, namun tidak mendapatkan hidayah dari Allah.

Ciri-Ciri Mendapat Hidaya

Beberapa waktu lalu ada seorang saudara saya bertanya tentang “Hidayah”, setelah ia menyaksikan beberapa video dan kisah-kisah muallaf tentang seberapa beratnya perjuangan serta kegigihan mereka mencari dan berusaha mengenal Islam dan bersyahadatain, sementara ia merasa bahwa dirinya dan saya adalah ‘Islam keturunan’ yang tidak mendapat ‘hidayah’, dan ia sangat menginginkan hidayah.

Ok, apa sih hidayah itu?..

Secara bahasa hidayah berasal dari kata huda yang berarti petunjuk, sedangkan secara maknawi arti hidayah adalah Petunjuk dari Allah SWT kepada hambaNya, Hidayah adalah hak prerogative Allah SWT, bahkan Rasulullah SAW pun tidak berhak memintakannya apalagi memberi, ingat ketika Rasulullah menangis berdo’a memintakan hidayah bagi pamannya yang kafir Abdul Thalib, lalu turunlah ayat ini ;

Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. (Al Qashash ; 56)

Hingga saat kematiannya menjemput Abu Thalib tak kunjung mau menyebut “La Ilaaha Illallah” lalu Rasulullah SAW berkata, “Sungguh, akan aku mintakan ampunan untukmu selama tidak dilarang”, lalu Allah SWT berfirman, “

Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam.

Kenapa?…(saya yakin ada penjelasan yang lebih dari ini, cmiiw) karena jika Rasulullah saja mampu memberikan hidayah kepada siapa saja yang dikehendakinya, maka akan ada ruang untuk musyrik.

Hidayah ada dua macam, yakni Hidayatul Bayan wal Irsyad (hidayah yang berupa bimbingan dan penjelasan) yang biasanya di berikan Allah SWT kepada nabi-nabi dan rasul-rasul, yakni bimbingan dan penjelasan tentang tauhid, akqidah, mu’amalah dan syariat Allah SWT, puncaknya adalah mukjizat sebagai ultimate proof kebenaran yang disampaikannya, serta Hidayatut Taufik (hidayah taufik) adalah hidayah yang diberikan oleh Allah SWT kepada siapa saja yang dikehendakinya sehingga si penerima hidayah ini akan bertambah keimanan dan ketaqwaannya.

Hidayah bukan hanya milik para muallaf, hidayah adalah milik siapa saja yang olehnya Allah SWT kehendaki untuk di beri, perlu diketahui hidayah harus dipelihara, jika seorang yang telah diberi hidayah tidak pandai-pandai memeliharanya, maka hidayah pun akan hilang tak berbekas, bisa saja anda sempat mendapatkannya namun anda tidak memeliharanya atau tidak mengenalinya atau bisa saja menyia-nyiakannya, jangan putus harapan ingat rahmat Allah SWT lebih luas dari yang pernah anda bayangkan, jadiiiii….kalau ada yang mengeluh jika ia belum pernah dapat hidayah…coba suruh ingat-ingat lagih…

Adapun ciri orang yang mendapatkan hidayah atau petunjuk dan bimbingan Allah adalah sebagai berikut.

1. Merasakan kemudahan dalam beramal saleh
Orang yang telah mendapatkan hidayah akan merasa mudah atau ringan dalam melaksanakan amal saleh, rajin dan tekun dalam beribadah, serta sangat takut berbuat kedurhakaan. Sementara orang yang tidak mendapatkan hidayah-Nya akan merasa malas dalam beramal saleh dan tidak merasa bersalah kalau berbuat maksiat. Allah swt. berfirman, “Barangsiapa yang Allah kehendaki untuk mendapat petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.” (Q.S. Al An’am 6: 125)

Maksud ayat Dia melapangkan dadanya untuk Islam yaitu mereka yang mendapatkan hidayah akan merasa mudah melaksanakan ajaran-ajaran-Nya, dadanya lapang tanpa beban. Sedangkan yang dimaksud niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit yaitu mereka yang tidak mendapatkan hidayah akan merasa malas dalam beramal saleh karena dadanya merasa sesak saat melaksanakan aturan-aturan Allah swt.

2. Merasakan kerinduan kepada Allah
Orang yang mendapatkan hidayah, setiap relung hatinya terisi dengan kerinduan kepada Allah swt. Jika nama Allah swt. disebut, akan bergetar hatinya; kalau dibacakan firman-Nya, akan bertambah imannya; ia bertawakal, mendirikan shalat, dan mengeluarkan zakat sebagai ekspresi syukur atas nikmat yang diterimanya.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka, dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakal. Orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki yang mulia.” (Q.S. Al Anfal 8: 2-4)

3. Konsisten atau Istiqamah
Orang yang mendapatkan hidayah akan istiqamah atau konsisten dalam menjalankan perintah-perintah-Nya. Ia akan merasa nikmat saat beribadah kepada-Nya. Hal ini dijelaskan dalam ayat berikut, “ … Barangsiapa yang berpegang teguh kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (Q.S. Ali Imran 3: 101). Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah suka apabila seorang hamba mengerjakan suatu pekerjaan dan dia konsisten melakukannya.” (H.R. Baihaqi)

Kekokohan mereka dalam memegang ajaran agama diumpamakan dalam ayat berikut. “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik (la Ilaha Illallah) seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (Q.S. Ibrahim 14: 24-25)

4. Bersemangat dalam mempelajari ajaran agama
Orang yang mendapatkan hidayah akan memiliki semangat untuk selalu menelaah ajaran-ajaran Allah. Islam itu agama yang harus dipahami, bukan sekadar diyakini. Rasulullah saw. bersabda, ”Apabila Allah akan memberikan kebaikan pada seseorang, Dia faqihkan orang tersebut dalam agama.”

Yang dimaksud dengan Dia faqihkan orang tersebut dalam agama yaitu orang tersebut bersemangat untuk menelaah ajaran-ajaran Islam.

5. Sabar menghadapi berbagai ujian
Allah swt. memberikan kehidupan kepada manusia sebagai ujian. Siapakah di antara hamba-Nya yang paling baik amalnya. Kehidupan dunia merupakan ladang amal. “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (QS. Al Mulk 67 : 2)

Orang-orang yang mendapatkan hidayah akan tahan menghadapi berbagai ujian kehidupan, sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut. “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.’ Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. Al Baqarah 2: 155-157)

Pada akhir ayat di atas tertulis dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. Ini merupakan pengunci ayat yang menegaskan bahwa orang-orang yang bersabar adalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk atau hidayah-Nya.

Itulah lima ciri penting orang yang mendapatkan hidayah dan bimbingan Allah swt. Semoga Allah swt. memberikan lima hal ini pada kita. Amin.